Kesempatan Kedua untuk Bahagiakan Keluarga
Judul : Priceless Moment
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Gagas Media
Tahun : Pertama, 2014
Tebal : vi + 298 halaman
ISBN : 978-979-780-738-2
Bagi sebagian orang,
kesempatan kedua tidaklah ada, tapi tidak halnya bagi Yanuar, tokoh dalam novel
Priceless Moment ini. Baginya kesempatan kedua itu ada, dan ia tak akan
menyia-nyiakan kesempatan yang didapatkannya itu.
Yanuar, seorang pria
mapan dengan karir cemerlang sebagai manajer sebuah perusahaan furniture
ternama merasa hidupnya begitu kosong selepas kematian istrinya, Esther. Tak
hanya harus menjadi seorang duda, tapi ia pun harus menjadi seorang single
parent bagi kedua anaknya yang masih kanak-kanak, Hafsha dan Feru.
Apa yang dialaminya
dirasakan Yanuar seperti mimpi, ia begitu mencintai Esther, dan ia harus
kehilangan istrinya secara mendadak karena sebuah kecelakaan saat Esther hendak
menjemput kedua anaknya di sekolah (halaman 12).
Sepeninggal Esther,
Yanuar harus menjaga kedua buah hatinya serta berusaha untuk menjadi ayah
sekaligus ibu bagi Hafsha dan Feru yang masih belum mengerti apa itu arti
pedihnya sebuah kematian.
Demi membuat situasi
terlihat baik-baik saja dan tak ada yang berubah, di hari Minggu, Yanuar
berusaha melakukan apa yang dilakukan Esther ketika ia masih hidup, memasak
salmon untuk Hafsha dan Feru atau membacakan mereka dongeng sebelum tidur.
Tapi ternyata, apa yang
mulanya dibayangkan Yanuar sebagai hal yang mudah, ternyata hasilnya tak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hafsha dan Feru tak mau memakan salmon masakannya,
dan mereka juga lebih memilih dibacakan dongeng oleh Wira, adiknya dibandingkan
dirinya.
Barulah kemudian Yanuar
menyadari jika ada banyak hal yang telah ia lewatkan selama ini, ia
menyia-nyiakan banyak waktu bersama keluarganya karena terlalu sibuk untuk
mengejar karir.
“Dia punya anak-anak.
Dia tidak sendirian meskipun jaraknya dengan kedua anak itu begitu jauh.”
(halaman 29).
Tanpa disadarinya
selama ini, Yanuar memang ‘menjauh’ dari anaknya, bahkan ia pun lebih memilih
bekerja dibandingkan mendampingi Esther ketika bertaruh nyawa melahirkan Hafsha
dan Feru.
Disaat Yanuar berusaha
keras untuk mendekat kembali kepada dua buah hatinya, ia bertemu dengan
Lieselotte, seorang perempuan penyendiri, introvert, namun tergila-gila pada
dunia dongeng.
Lieselotte adalah
desainer furniture baru di Ebony dan Ivory, perusahaan tempat Yanuar bekerja.
Desain yang dibuatnya bertema dunia dongeng, namun furniture hasil desainnya
jeblok di pasaran, dan inilah yang membuat Lieselotte mengundurkan diri untuk
kemudian kembali ke Jerman, kampung halaman ibunya.
Meski keberadaan
Lieselotte tak begitu lama di perusahaan Ebony dan Ivory, tapi kemudian Yanuar
menyadari jika ia selalu memikirkannya diam-diam. Meski tak lagi bisa bertemu
dengan Lieselotte, Yanuar masih tetap menyimpan wajahnya di hatinya.
“Seolah benak Yanuar
adalah kanvas, dan dengan pensil warna, cat minyak, serta kuas imajiner, Yanuar
melukis wajah Lieselotte di sana, selembut mungkin, sedetail yang dia mampu.” (halaman
190).
Yanuar pun kembali
menyibukkan diri dengan kedua buah hatinya, dan berpikiran bahwa saat ini yang
terpenting adalah Hafsha dan Feru, bukan pekerjaannya ataupun perasaannya pada
Lieselotte.
Perlahan tapi pasti,
Yanuar mulai bisa memahami dunia yang dimiliki Hafsha dan Feru, Yanuar selalu
membacakan dongeng sebelum tidur, memasak Salmon tepung di hari Minggu, juga
memberikan hadiah Terompet pada Feru, alat musik yang diidamkannya.
Kepedihan kembali
menerpa Yanuar ketika ibu Esther hendak mengajak Hafsha pergi ke San Fransisco
untuk melanjutkan sekolah seperti yang diimpikan Esther ketika masih hidup. Dia
merasa terluka oleh fakta bahwa Hafsha sudah kian besar dan mandiri, namun Yanuar
nyaris tidak terlibat dalam prosesnya.
Novel ini ditulis begitu
apik dengan memberikan pesan bahwa waktu akan terus berjalan dan tak bisa
diulang, dan kebahagiaan keluarga bukan ketika banyak harta, namun ketika bisa
bersama berbagai air mata dan tawa bahagia.(*)

Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Kesempatan Kedua untuk Bahagiakan Keluarga"
Posting Komentar